KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang mengenai “KEBUDAYAAN BALI”.
Makalah ini berisikan tentang kebudayaan penduduk Pulau Dewata. Dimana masyarakat yang tinggal di pulau ini kebanyakan beragama Hindu. Sehingga adat dan budayanya pun sangat kental dengan adat Hindu.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kami dalam berbagai hal. Oleh karena itu kepada semua pihak kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah kami ini.
Pageruyung, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A. Rumah Adat
B. Pakaian Adat
C. Tarian Daerah
D. Lagu daerah
E. Alat Musik Tradisional
F. Senjata Tradisional
G. Upacara Adat
H. Makanan Khas
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara kesatuan republik indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Salah satu pulau yang terkenal sampai mancanegara adalah pula Bali. Pulau dewata ini digadang – gadang sebagai surge dunia, karena keindahan alam dan juga keunikan adat budayanya.
Kebudayaan adalah salah satu aset penting bagi sebuah Negara berkembang, kebudayaan tersebut untuk sarana pendekatan sosial, simbol karya daerah, asset kas daerah dengan menjadikannya tempat wisata, karya ilmiah dan lain sebagainya. Dalam hal ini kebudayaan Bali yang masih mengedepankan budaya leluhurnya, dan juga agamanya sehingga membuat kebudayaan tersebut sangat menarik dan juga sebagai ritual ibadah mereka dalam menyembah sang pencipta. Dari uraian di atas kami tertarik untuk membuat makalah yang terkait dengan kebudayaan Bali secara lebih mendalam dengan mengambil judul "Keragaman Etnik & Budaya Bali”
B. Rumusan Masalah
· Apa dan bagaimana adat dan kebudayaan yang ada di Pulau Bali ?
C. Tujuan
· Agar semua kalangan dari siswa-siswi dapat mengetahui kebudayaan penduduk Bali.
D. Manfaat
· Agar semua kalangan mengetahui seluk beluk tentang kebudayaan penduduk Bali.
BAB II
PEMBAHASAN
Pulau Bali merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia yang
menyediakan beberapa tempat wisata yang sangat unik dan indah, tentunya
bagi kalian yang sudah pernah berkunjung ke Pulau Bali ini pasti mengetahui
apa saja tempat-tempat wisata yang ada di Pulau Bali tersebut.
Yang perlu kalian tahu, di Pulau Bali ini bukan hanya menawarkan keindahan-keindahan tempat wisata saja loh, tetapi pulau bali ini menawarkan Kebudayaan Bali yang sangat banyak sekali kategori nya.
A. Rumah Adat
1. Struktur Ruangan Rumah
Nama Gapura Candi Bentar yang dimiliki rumah ini sebetulnya berasal dari desain gapura atau pintu masuknya yang diukir sedemikian rupa sehingga tampak seperti candi. Gapura ini berukuran cukup besar dan dibangun tanpa atap penghubung. Hanya ada 2 bangunan candi yang kembar saling berhadapan dan saling terpisah. Keduanya hanya dihubungkan oleh beberapa anak tangga dan pagar pintu yang biasanya dibuat dari besi. Melongok ke bagian dalam pagar tembok (panyengker), kita akan melihat bahwa rumah adat Bali ini memang sarat dengan nilai-nilai Hindu. Terdapat sebuah bangunan suci di depan rumah yang biasa digunakan untuk bersembahyang. Sama seperti gapura, bangunan tempat ibadah yang bernama Sanggah atau Pamerajan itu juga dipenuhi dengan ukiran dan ornamen-ornamen khas Bali beserta totem-totem pemujaan. Di tempat inilah sesaji diletakan para wanita setiap hari. Adanya tempat ibadah dalam desain rumah adat Bali merupakan bukti nyata kuatnya masyarakat Bali dalam memegang erat falsafah Asta Kosala Kosali. Falsafah ini mengatur hidup masyarakat Bali tentang hubunganya dengan Tuhan, hubungannya dengan manusia lain, dan hubungannya dengan alam. Masuk ke bagian dalam rumah, kita akan melihat beberapa ruangan yang memiliki fungsinya masing-masing. Panginjeng Karang. Ruangan ini merupakan tempat untuk memuja yang menjaga pekarangan. Bale Manten. Ruangan ini merupakan tempat untuk tidur kepala keluarga, anak gadis dan tempat menyimpan barang-barang berharga. Bagian ini juga sering digunakan bagi pasangan yang baru menikah. Bale Gede atau Bale Adat. Ruangan ini merupakan tempat untuk upacara lingkaran hidup. Bale Dauh. Ruangan ini merupakan tempat untuk bekerja, digelarnya pertemuan, dan tempat tidur anak laki-laki. Paon. Ruangan ini merupakan dapur yang digunakan sebagai tempat memasak Lumbung. Ruangan ini merupakan tempat untuk penyimpanan makanan pokok, seperti padi dan hasil bumi lainnya.
2. Material Bangunan Secara umum,
Material yang digunakan untuk membangun rumah Gapura Candi Bentar tidak dapat disamaratakan karena pengaruh tingkat ekonomi dan strata sosial pemiliknya. Untuk masyarakat biasa, dinding rumah ini biasanya dibangun menggunakan speci yang dibuat dari tanah liat (popolan), sementara untuk golongan bangsawan biasanya dibangun menggunakan tumpukan bata. Adapun atapnya sendiri bisa dibuat dari genting tanah, alang-alang, ijuk, atau sejenisnya sesuai dengan kemampuan finansial pemilik rumah.
3. Nilai-Nilai Dalam Rumah Adat Bali
Selain berfungsi sebagai ikon budaya dan tempat tinggal, rumah Gapura Candi Bentar nyatanya juga mengandung beragam nilai filosofis yang menggambarkan kearifan lokal budaya Masyarakat Bali. Dalam pembangunan misalnya, rumah adat ini dibuat melalui serangkaian proses panjang, mulai dari proses pengukuran tanah (nyikut karang), ritual persembahan kurban dan mohon izin kepada leluhur untuk mendirikan rumah (caru pengerukan karang), ritual peletakan batu pertama (nasarin), proses pengerjaan, dan kemudian ditutup dengan upacara syukuran saat rumah selesai dibangun. Semua ritual tersebut pada intinya dilakukan dengan tujuan agar rumah yang didirikan dapat memberikan manfaat terbaik bagi si pemilik rumah. Ada pula beberapa aturan lain yang terdapat dalam tata letak dan pengaturan bagian rumah adat Bali ini. Umumnya, sudut utara dan timur rumah menjadi tempat yang disucikan, sementara sudaut barat dan selatan memiliki derajat kesucian yang lebih rendah. Hal ini membuat kita selalu menemukan tempat ibadah di sudut utara dan timur, dan tempat buang air, kamar mandi, dan penjemuran berada di sudut barat dan selatan.
B. Pakaian Adat.
Ada beberapa jenis pakaian adat di Bali, jika dilihat sekilas memang pakaian pakaian tersebut terlihat sama, tapi jika dilihat dengan seksama ternyata berbeda lho, yang membedakan pakaian adat Bali adalah asal daerah, jenis kelamin dan umur. Dengan melihat pakaian yang digunakan masyarakat Bali dalam suatu acara tertentu, bisa kita lihat dan bedakan status ekonomi dan pernikahannya. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa nama pakaian adat Bali karena banyaknya jenis pakaian sesuai dengan daerah asal pengguna tersebut.
Secara umum pakaian adat untuk pria adalah :
· ikat kepala atau dalam bahasa Bali disebut Undeng
· kain kamen (sebagai pengganti celana)
· kain kampuh (kain penutup bagian pingging, setelah kamen)
· kemben sabuk dan perhiasan lainnya
· selendang pengikat atau dalam bahasa Bali disebut umpal.
Sedangkan bagi wanita Bali, umumnya pakaian adat yang digunakan adalah :
- sanggul kemben
- selendang songket
Dan kita bisa mengetahui status sosial seseorang apabila masyarakat menggunakan pakaian tertentu seperti ; Saat menuju ke Pura biasanya remaja putri yang belum menikah menggunakan sanggul atau pusung gonjer sedangkan untuk wanita dewasa baik yang sudah menikah ataupun belum, biasanya menggunakan sanggul yang sering disebut pusung tagel. Pakaian adat Bali tidak hanya menampilkan keindahan bagi pemakainya saja, tapi juga menonjolkan sisi filosofi, simbolik dan nilai nilai yang terkandung didalamnya. Busana Agung merupakan pakaian yang paling mewah di Bali, biasanya pakaian ini digunakan dalam acara pernikahan, biasanya menggunakan kain wastra putih sebagai simbol kesucian, Busana Agung sendiri memiliki beberapa variasi tergantung tempat dan waktu. Dalam pemakaian pakaian adat Bali, sering kali kita melihat masyarakat Bali menyelipkan bunga di telinga dan rambut mereka, seperti bunga cempaka putih dan cempaka kuning, hal ini bukan hanya untuk keindahan saja, melainkan mempunyai maksud tersendiri sebagai penghormatan bagi tamu yang sudah berkunjung. Filosofi pakaian adat Bali pada dasarnya bersumber dari Sang Hyang Widhi, yaitu Tuhan yang dipercayai umat hindu yang memberikan kedamaian. Pakaian adat Bali ini biasa digunakan hanya pada acara tertentu saja, masyarakat Bali jarang menggunakannya untuk kegiatan sehari-hari.
C. Tarian Daerah
Keindahan tradisi yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat Bali membuat kita ingin kembali menyaksikannya. Seperti halnya tarian-tarian tradisionalnya yang unik dan istimewa di bawah ini:
1. Tari Kecak
Berbeda dengan tarian tradisional umumnya, tari kecak tidak diiringi oleh instrumen musik, melainkan oleh suara “chak-chak” yang diutarakan para penarinya. Dari suara itu jugalah asal nama tarian ini. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok pria (yang jumlahnya bisa mencapai ratusan) yang duduk melingkar sambil mengangkat kedua tangan mengikuti irama dan dipimpin oleh seorang pendeta di tengah. Tarian yang mengambil cerita dari Ramayana ini dicipatakan pada tahun 1930-an oleh Wayang Limbak dan pelukis asal Jerman Walter Spies.
2. Tari Pendet
Tari pendet merupakan tarian Bali yang awalnya adalah tarian pemujaan yang diciptakan oleh I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pada 1967, tarian tersebut diubah menjadi tarian penyambutan. Tarian ini dibawakan oleh sekelompok gadis muda yang masing-masing sambil membawa sangku, kendi, cawan, serta perlengkapan sesajen lainnya. Adapun orkes gamelan yang mengiringi tari pendet ini ialah gamelan gong, gamelan palegongan, atau gamelan semar pagulingan. Gerakannya sederhana namun dinamis, pendet sering dianggap sebagai dasar gerakan tari tradisional Bali.
3. Tari Legong
Nama dari tari ini berasal dari kata legong yang berarti gerakan yang terikat oleh iringan gamelan. Awalnya, tarian ini dikembangkan pada abad ke-19 di keraton-keraton Bali. Konon, tari yang biasanya dibawakan oleh dua atau tiga perempuan ini diciptakan atas dasar mimpi Pangeran Sukawati yang melihat bidadari. Awalnya, tarian ini juga dipentaskan khusus untuk upacara-upacara sakral. Raut wajah penari cenderung ekspresif dengan dinamika gerakan tangan dan kaki yang cukup kompleks. Tari Legong Kraton adalah jenis tarian yang paling terkenal.
4. Tari Cendrawasih
5. Tari Barong
Tarian khas Bali yang satu ini mirip dengan pertunjukan Barongsai asal Cina karena menggunakan boneka yang berwujud harimau. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam tari barong didasarkan pada cerita yang berbeda, yakni pertarungan antara Barong (kebaikan) dan Rangda (kebatilan). Selain itu, pertunjukan tari yang mengandung unsur komedi ini juga menyertakan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda. Jenis-jenis tari barong adalah Barong Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk, serta Barong-barongan.
D. Lagu Daerah
Selain terkenal dengan wisatanya yang indah, Di Provinsi Bali ini juga terkenal dengan keanekaragaman Seni dan Budayanya. Salah satunya yaitu lagu daerahnya,dan berikut beberapa lagu Daerah dari Provinsi Bali :
Lagu Macep-cepetan
Jani m'lati macepet-cepetan
Nanging limane tusing dadi matiang
Sejaba ento mekajang dadi
Nyenje kalah lakar gedhing
Lagu Meyong-Meyong
Meong-meong…
Alih je bikule…
Bikul gede gede…
Buin mokoh-mokoh…
Kereng pesan ngerusuhin…
Lagu Putri Ayu
Cening putri ayu Ngijeng Cening jumah
Memeluas malu Ke peken meb'lanje
Apang ade daharan nasi
Memetiang ngiring Nongos ngijeng jumah
Sambilan mekumpul Ajak titiang dadue
Ditekani nyenggap gapin
Pelalian Cening Kotak wadah gerip
Jaje megenepan Ane luwung luwung
Bunge melah melah Ambunane sarwe miyik
E. Alat Musik Tradisional
Alat Musik Tradisional Bali pada umumnya juga dapat ditemukan dibeberapa provinsi lain di Indonesia. Akan tetapi selain perbedaan nama tentu saja alat musik tersebut memiliki ciri khas baik bentuk ornamen, ukiran atau cara memainkannya yang membuatnya berbeda walaupun dengan fungsi dan bunyi yang sama. Dan berikut ini beberapa alat musik tradisional Bali yang dapat kita kenal :
1. Alat Musik Tradisional Bali - "Gamelan Bali"
Bali yang kita kenal sebagai pulau dewata juga memiliki gamelan seperti halnya provinsi lain di pulau Jawa. Gamelan sendiri merupakan seperangkat alat musik tradisional yang terdiri dari gong, kendang, kempul dan gambang. Bahan pembuatan gamelan antara lain terbuat dari logam, menghasilkan suara yang nyaring dan gema yang yang bagus, dipakai dalam upacara agama dan mengiringi tarian.
Walaupun bisa dikatakan memiliki fungsi yang sama dengan gamelan dari pulau Jawa, akan tetapi bentuk ornamen atau hiasan gamelan Bali menjadi salah satu ciri yang membedakannya.
2. Alat Musik Tradisional Bali - "Rindik"
Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul tersebut terbuat dari susunan bambu.
Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik. Rindik biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat "Joged Bumbung. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya. Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat pula untuk menyambut tamu.
Alat musik tradisional Bali selanjutnya disebut dengan Ceng-ceng. Ceng ceng adalah musik yang berbentuk seperti 2 buah keping simbal yang terbuat dari logam, yang dimainkan dengan carame madukan keping simbal tersebut. Alat musik tradisional Bali yang satu ini dipakai untuk mengiringi gamelan maupun rindik.
4. Alat Musik Tradisional Bali - "Pereret"
Alat musik tradisional Pereret dari Bali merupakan alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi trompet. Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar suara yang sangat merdu dan menawan hati.
Di Bali jaman dahulu dikenal dengan istilah Pereret pengasih asih. Hal ini disebabkan karena biasanya alat ini sering dipakai oleh perjaka untuk mengguna-gunai seorang gadis yang dicintai nya, lalu memainkannya pada malam hari diatas pohon yang tinggi, sehingga suaranya bisa didengar sayup-sayup merdu dari jarak kurang lebih satu kilometer. Sebelum dipakai, alat tersebut terlebih dahulu diisi dengan kekuatan gaib oleh Jero Balian (Dukun) dengan cara memberi sesajen sakral yang dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati.
5. Alat Musik Tradisional Bali - "Genggong"
Genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang dikenal orang. Keunikannya terletak pada suara yang ditimbulkannya yang bila dirasakan memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang riang gembira bersahut-sahutan di malam hari. Keunikannya yang lain adalah memanfaatkan rongga mulut orang yang membunyikannya sebagai resonator.
Alat musik tradisional Bali ini dibunyikan dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri dan tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat di sebelah kanan. Untuk membunyikannya maka benang itu ditarik-tarik ke samping kanan agak menyudut ke depan, tetapi tidak meniupnya. Rongga mulut hanya sebagai resonator, dibesarkan atau dikecilkan sesuai dengan rendah atau tinggi nada yang diinginkan.
F. Senjata tradisional
Pada setiap masing-masing daerah pasti memiliki yang namanya dengan senjata tradisional, yang mana senjata tradisional itu ketika zaman dahulu dipergunakan dengan baik untuk berperang melawan musuh-musuh yang menyerang diri kita, berburu atau sebagai alat pelengkap ketika adanya kegiatan resmi.
Menurut kisah cerita, keris bali ini merupakan salah satu peninggalan dai kekuasan Kerajaan Majapahit. Konon katanya, keris ini kebudayaan Majapahit yang sangat kuat, sehingga alat pertempuran seperti keris ini diangkat oleh kerajaan-kerajaan di Pulau Bali atau bisa disebut dengan Pulau Dewata.
Menurut filosofi, keris bali ini dilihat sebagai simbol dari nilai ajaran-ajaran tentang kehidupan agama Hindu. Bahkan, mereka mempunyai hari-hari tertentu untuk beribadah ketika akan merawat kesucian keris pusaka yang dimiliki olehnya.
Keris ini dijadikan sebagai peralatan perang penduduk Bali, kegunaannya selain untuk melindungi diri, keris ini bisa mewakili seseorang didalam suatu undangan pernikahan/perkawinan.
Menurut dari kepercayaan-kepercayaan penduduk Bali, apabila keris pusaka ini direndam didalam air putih maka akan bisa menyembuhkan anggota keluarga dari gigitan-gigitan binatang yang memiliki bisa.
G. Upacara Adat
Di daerah Bali ini bukan hanya objek wisatanya menarik saja yang dapat kalian nikmari ketika sedang berliburan ke Pulau Bali bersama keluarga, teman, dan lain sebagainya. Namun, dibali juga memiliki budaya hidangan budaya masyarakat bisa kalian jadikan hal menarik untuk kalian nikmati, dan memiliki kesan yang indah, damai dan unik.
Misalkan seperti sedang menyaksikan sejumlah upacara adat di daerah Bali, masyarakat-masyarakat semuanya ikut berbaur dalam upacara adat tersebut semuanya mengenakan pakaian adat Bali, dan pakaian-pakaian adat bali lainnya yang digunakan tergantung pada upacara adat Bali tersebut.
Jadi apabila kalian sedang berwisata atau berlibur kedaerah Bali ini bukan hanya menikmati tempat-tempat yang menarik dan indah saja, tetapi banyak hal yang unik dan indah yang tidak akan membuat jenuh pada suasana.
Upacara adat di Bali ini memang ada kaitannya dengan kehidupan-kehidupan beragama pada masyarakat setempat. Berikut ini adalah salah satu upacara adat bali yang perlu kalian ketahui, yuk langsung saja kita simak pembahasan tentang upacara adat bali:
1. Upacara Ngaben
Upacara Ngaben ialah suatu upacara pembakaran mayat atau jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di daerah bali, upacara adat ini dilakukan untuk mensucikan roh-roh leluhur orang yang telah meninggal dunia dan menuju kepada tempat peristirahatannya dengan melaksanakan pembakaran zenazah.
Ngaben ini memiliki pengertian atau penjelasan lain dengan semua tujuannya mengarahkan mengenai adanya pelepasan terakhir kehidupan seseorang atau kehidupan manusia. Didalam ajaran agama Hindu Dewa Brahma memiliki beberapa macam ujud selain sebagai Dewa pencipta, Dewa Brahma dipercaya juga memiliki ujud sebagai Dewa Api.
Jadi upacara adat Ngaben ini ialah proses pensucian roh-roh dengan melakukan cara dibakan menggunakan api supaya dapat kembali kepada sang pencipta, api menurut dari orang-orang yang beragama hindu bali adalah penjelemaan dari Dewa Brahma yang dapat membakar semua kotoran-kotoran yang terdapat pada mayat dan roh orang yang telah meninggal dunia.
- Mesangih, Metatah, Mepandes
- Mesuryak
Tradisi unik lain yang dilestarikan masyarakat Bali adalah mesuryak, yaitu tradisi melempar uang ke atas. Biasanya, tradisi ini dilakukan 10 hari setelah hari raya Galungan atau saat hari raya Kuningan. Tradisi ini dilakukan untuk memberi persembahan kepada leluhur mereka yang oleh masyarakat Bali dipercaya turun pada hari raya Galungan dan naik kembali pada hari raya Kuningan.
- Melasti
1. Ayam betutu
Makanan yang satu ini memang sudah sangat khas sekali dengan Bali. Siapa sih yang bisa melewatkan kuliner ini ketika datang ke Bali? Sudah menjadi ikon kuliner di Bali sehingga ayam betutu sangat tidak boleh dilewatkan.
Kalau kita suka makanan yang pedas, ayam betutu sangat pas untuk disantap oleh lidah kita. Selain itu makanan ini kaya akan rempah-rempah dengan tekstur pedas yang berlimpah.
Penjual ayam betutu di Bali sendiri sudah banyak sekali. Hanya tinggal kita pintar-pintar memilihnya saja yang dekat dengan domisili atau pun yang memiliki rekomendasi paling baik menurut kita.
2. Sate lilit
Namanya sate, pasti khas dengan tusukannya. Tetapi berbeda dengan sate lilit yang satu ini. Jika biasanya sate itu dagingnya ditusuk, sate lilit ini “dililit” di tusukannya.
Sebelumnya dagingnya telah dihaluskan, kemudian diberi bumbu-bumbu khas Bali lalu dililitkan ke batang daun serai. Di sini terlihat jelas perbedaan sate lilit dengan sate lainnya. Bicara soal rasa, gurih dan empuk bisa kita dapatkan ketika makan ini.
Ada tiga daging yang biasa dijadikan sate lilit; ayam, babi, dan ikan tenggiri. Tetapi yang terakhir ini yang menjadi khasnya Bali.
3. Nasi campur ayam
Belum sempat untuk menikmat semua kuliner khas Bali ketika berada di sana? Jangan khawatir, ada nasi campur yang mungkin sudah bisa mengobati rasa penasaran kita akan makanan khas Pulau Dewata.
Seperti namanya, nasi campur memiliki berbagai lauk di dalamnya, sebut saja sate lilit, ayam yang sudah disuir, sayur urap, dan lawar ayam. Ini sangat enak untuk disantap dengan nasi panas.
4. Rujak bulung dan rujak kuah pindang
Rujak dengan kuah dari ikan tuna? Bagaimana rasanya? Yang jelas sangat segar di mulut dan juga pedas, karena dalam dua rujak ini menggunakan irisan mangga dan juga cabai. Tetapi di berbagai tempat kita bisa menemukan dengan isi berbagai buah juga rumput laut di dalamnya.
5. Nasi jinggo
Ini merupakan salah satu makanan murah dari Bali. Tidak ada salahnya mungkin bagi rombongan Raja Salman untuk menikmati menu yang satu ini. Makanan ini dibungkus dengan daun pisang yang juga tersedia sambal khas Bali.
BAB III
PENUTUP
Jadi, dapat disimpulkan keragaman budaya yang dimiliki oleh daerah Bali sangat lah banyak. Seperti cara beretika yang baik sesuai agama dan hokum adat bali yang berlaku, kemudian rumah adat bali yang memiliki arti pada tiap tiap bentuk dan ukiran, kesenian di daerah bali juga sangat lah banyak. Tradisi Upacara-upacara Adat Bali yang beragam juga membuat keragaman akan budaya Bali semakin lengkap. Sehingga banyak sekali yang harus kita ketahui lebih jauh lagi mengenai budaya-budaya yang ada di Indonesia ini terutama Bali yang sebenarnya memiliki budaya yang sangat kental dan beragam.
B. Saran
Menurut saya, karena beragamnya budaya di Indonesia ini, terutama untuk daerah Bali. Sebaiknya kita sebagai generasi penerus terus melestarikan budaya yang ada saat ini dan seterus nya agar tidak hilang begitu saja dan tidak ditiru oleh Negara lain. Karena budaya kita sangat lah kaya akan kreasi dan keindahan yang memiliki arti tersendiri. Kita harus bangga menjadi Warga Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment