Kebudayaan KALTENG

KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang mengenai “KEBUDAYAAN KALIMANTAN TENGAH”.
Makalah ini berisikan tentang kebudayaan penduduk Kalimantan tengah. Dimana masyarakat yang tinggal di Kalimantan tengah itu kebanyakan suku dayak. Kemudian di ikuti oleh suku-suku yang lainnya (pendatang) seperti orang banjar,orang bugis,orang Madura,orang makasar dan masih banyak lagi.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kami dalam berbagai hal. Oleh karena itu kepada semua pihak kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah kami ini.
Pageruyung, Oktober 2017
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A. Rumah Adat
B. Pakaian Adat
C. Tarian Daerah
D. Lagu daerah
E. Alat Musik Tradisional
F. Senjata Tradisional
G. Upacara Adat
H. Makanan Khas
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah Negara kesatuan republik indonesia (NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam.
Kebudayaan adalah salah satu aset penting bagi sebuah Negara berkembang, kebudayaan tersebut untuk sarana pendekatan sosial, simbol karya daerah, asset kas daerah dengan menjadikannya tempat wisata, karya ilmiah dan lain sebagainya. Dalam hal ini kebudayaan Kalimantan Tengah yang masih mengedepankan budaya leluhurnya, sehingga kebudayaan tersebut sebagai ritual ibadah mereka dalam menyembah sang pencipta yang dilatarbelakangi kepercayaan tradisional yang disebut Kaharingan.
Dari uraian di atas kami tertarik untuk membuat makalah yang terkait dengan kebudayaan Kalimantan Tengah secara lebih mendalam dengan mengambil judul "Keragaman Etnik & Budaya Kalimantan Tengah”
B. Rumusan Masalah
• Apa dan bagaimana adat dan kebudayaan yang ada di Kalimantan Tengah ?
C. Tujuan
• Agar semua kalangan dari siswa-siswi sampai kalangan mahasiswa dapat mengetahui kebudayaan penduduk Kalimantan tengah yang mempunyai beberapa suku.
D. Manfaat
• Agar semua kalangan mengetahui seluk beluk tentang kebudayaan penduduk Kalimantan tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimantan Tengah
adalah salah satu sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Pada bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Khususnya kota Sampit adalah daerah tanah gambut, namun daerah ini menjadi pertanian yang sangat dikenal dengan buah nanasnya yang tumbuh subur. Kalteng berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembap yang dilintasi oleh garis equator.
Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.
Hutan mendominasi wilayah 80%. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.
Berikut adalah keragaman budaya dari kalimantan Tengah,

A. Rumah Adat

Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang, Bentuk rumahnya panjang, bawah kolongnya digunakan untuk pertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh lebih kurang 20 kepala keluarga.
Rumah terdiri dari 6 kamar antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan ruang tamu. Pada kiri-kanan ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.
Rumah betang dibangun memanjang dengan type bangunan yang kokoh dibuat dari kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin, selain memiliki kekuatan yang bisa berdiri sampai dengan ratusan tahun, kayu ini juga anti rayap. Adapun rumah betang ini dibuat panggung adalah untuk melindungi penghuninya seperti menghindari musuh yang dapat datang tiba-tiba, binatang buas, ataupun banjir yang terkadang datang melanda.Hampir semua betang dapat ditemui di pinggiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan
Ciri-ciri rumah betang yang merupakan rumah adat Kalimantan Tengah antara lain :
Ø Berbentuk panggung dan memanjang
Ø Panjang rumah betang berkisar antara 30 - 50 m
Ø Lebar rumah betang berkisar antara 10 - 30 m
Ø Tinggi tiang rumah betang 3 - 5 m
Ø Rumah betang dihuni oleh 100 - 150 jiwa.
Rumah Betang Kalimantan Tengah dapat dikatakan juga sebagai rumah suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu. Bagian dalam betang terbagi menjadi beberapa ruangan yang bisa dihuni oleh setiap keluarga.
Selain Rumah Betang, di Kalimantan Tengah juga kita mengenal beberapa rumah adat lainnya seperti Rumah Baanjung (Baánjung) adalah nama kolektif untuk rumah tradisional suku Banjar dan suku Dayak Bakumpai. Suku Banjar biasanya menamakan rumah tradisonalnya dengan sebutan Rumah Banjar atau Rumah Bahari.
B. Pakaian Adat

Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas lutut. Sebuah tameng kayu hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan ikat pinggang.
Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat pinggang dan beberapa gelang tangan. Pakaian adat tersebut dinamakan sengkarut.
C. Tarian Daerah
a. Tari Tambun dan Bungai, merupakan sebuah tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.

b. Tari Balean Dadas, merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.

c. Tari Sangkai Tingang, tari garapan yang memanfaatkan perbendaharaan gerak tari tradisi ini menggambarkan sikap sekelompok wanita dalam mencintai lingkungan hidupnya. Mereka berusaha dan berdoa agar burung enggang yang indah itu tetap dilindungi kelestariannya.


D. Lagu Daerah
Provinsi yang beribukota di Pontianak ini memiliki seni dan budaya khas,yang dimana Suku Dayak disini mendominasi kesenian tersebut. Salah satunya adalah lagu daerah dan berikut contoh lagu daerah dari Kalimantan Tengah :
. Lagu Naluya
Hie isa yaro hanye hoan taro
Hie isa yanai hanye hoan tunai
Geresa hanye anak ku kalelo
Geresa hanye bun suku kahasan
Anakku kalele
Bun suku kakasan
. Lagu Tumpi Wayu
Tumpi wayu lapat wayu
Palit ira tangkuraran
Tumpi wayu lapat wayu
Palit ira tangkuraran
Tulak hanyu muneng aku
Kala wundrung balu bayan
Tumpi wayu tuku hiring
Lelek pangut lawung lanyung
Tumpi wayu tuku hiring
Lelek pangut lawung lanyung
Tulak hanyu muneng aku Kala wundrung balu bayan


. Oh Indang Oh Apang
Sasupak Mawi Aku
En Auh Mu Dandau Anak
Saketong Longge-longget
Bajai Penda Batang
Manok Pukong Penda Lisong
Manok Jampa Penda Huma
Mbirang kajang Penda Bua
E. Alat Musik Tradisional
Diantaranya adalah :
Ø Babun


Babun adalah alat musik berbentuk bulat terbuat dari kayu, terdapat lubang ditengah serta tiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara di pukul seperti halnya kendang.

Ø Gandang Mara

Gandang Mara ialah alat musik perkusi sejenis gendang dengan ukuran setengah sampai tigaperempat meter. Bentuk silinder yang terbuat dari kayu dan pada ujung permukaan ditutup kulit rusa yang telah dikeringkan, kemudian diikat rotan agar kencang dan supaya lebih kencang lagi diberi pasak.

Ø Gandang Tatau

Gandang Tatau (gendang tunggal) adalah jenis Gandang yang agak besar dan panjang. Panjangnya bisa mencapai satu-dua meter dengan garis tengah atau diameter mencapai lebih kurang 40 centimeter.
Pada Gandang Tatau, salah satu bagian ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada bagian pangkalnya dibiarkan terbuka untuk menguatkan suara ketika membran ditabuh.
Gandang tatau biasanya digunakan pada upacara-upacara adat, antara lain acara tiwah (upacara kematian, Red), bantang, wara dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik pengiring lainnya terdiri atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.

Ø Katambung

Katambung ialah alat musik perkusi sejenis gendang yang biasa digunakan dalam upacara-upacara adat. Ukuran panjang 75 cm terbuat dari kayu ulin dan bagian yang dipukul dengan telapak tangan terbuat dari kulit ikan buntal yang telah dikeringkan berdiameter 10 cm.
Alat musik ini biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju yang tinggal di Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum abad 10 Masehi.
Bentuk alat musik ini tergolong unik karena menyerupai labu siam atau labu air.
Ketambung digunakan pada upacara besar atau upacara yang berkaitan dengan upacara gawi belom (memotong pantan) dan gawi matey. Pada upacara gawi belom katambung digunakan untuk mengiringi penyambutan tamu, sedangkan pada upacara gawi matey katambung ditabuh pada saat upacara tiwah (kematian), termasuk pada upacara balian ngarahang tulang (mengangkat tulang belulang), balian tantulak (penguburan), dan balian untung (upacara syukuran setelah penguburan maupun mengangkat tulang belulang).
Cara Memainkan - Cara memainkan alat musik Katambung yaitu dengan cara menabuh agar katambung mengeluarkan bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di pukul dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang badan katambung. atau di letakan di atas pelimping dengan posisi jari-jarinya menjulur kedepan(menjuntai kebawah kulit membran). sedangkan bagian tengah katambung cukup hanya dengan disanggah. katambung biasanya dimainkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang. pamimpinya oleh masayarakat setempat disebut upu.

Ø Kecapi

Kacapi adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu ringan.
Di masa lalu tali yang digunakan adalah tengang atau tali liat yang terbuat dari kulit kayu, namun saat ini tengang dapat digantikan dengan tali nilon. Dawai tali kecapi dapat dua, boleh juga tiga. Apabila tali kecapi dipetik nada lagu dapat diatur. Suara kecapi biasanya untuk mengiringi karungut dan Tari kinyah.

F. Senjata Tradisional 
Di Kalimantan Tengah senjata tradisionalnya adalah mandau. Bagian hulunya dihiasi ukiran burung tinggang, sejenis burung enggang. Menurut kepercayaan mereka, burung tinggang adalah penguasa seluruh alam. Senjata terkenal lainnya adalah lunjuk sumpit, randu (sejenis tombak) dan perisai.

G. Upacara Adat
1. Upacara Tiwah

Upacara Tiwah merupakan acara yang paling terkenal adat suku Dayak. Tiwah merupakan upacara yang dilaksanakan untuk pengantaran tulang orang yang sudah meninggal ke Sandung yang sudah di buat. Sandung adalah tempat yang semacam rumah kecil yang memang dibuat khusus untuk mereka yang sudah meninggal dunia. Mereka juga membuat patung yang di persembahkan untuk orang yang meninggal tersebut. Konon, patung ini akan semakin mirip dengan wajah orang yang meninggal tersebut.
Upacara ini disertai dengan menombak kerbau sebagai lambang menolak kejahatan dan nasib buruk.
2. Pakanan Sahur Lewu Dayak.
Upacara "Pakanan Sahur Lewu" Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng) merupakan satu dari lima macam upacara ritual besar khas Suku Dayak Kalteng. "Pakanan" berarti memberikan persembahan berupa sesajen kepada para leluhur atau orang-orang suci. "Sahur" diartikan sebagai leluhur atau dewa yang dipercaya menjaga kehidupan manusia, memberikan kesehatan, keselamatan, perdamaian, berkah dan anugerah bagi yang percaya kepada-Nya. "Lewu" sendiri dalam bahasa Indonesia adalah berarti kampung atau desa tempat bermukimnya suatu penduduk pada sebuah wilayah.
Dengan demikian, Pakanan Sahur Lewu Dayak berarti memberikan sesajen kepada para leluhur atau para dewa yang melindungi warga desa atau kampung sebagai tanda terimakasih atas berkat dunia. Lewat ritual Pakanan Sahur Lewu Dayak ini diharapkan masyarakat luas dapat hidup tentram, rukun dan damai serta mendapatkan rejeki berlimpah dalam mengarungi hidup. Upacara ritual yang disebut Pakanan Sahur Lewu bagi Suku Dayak ini biasanya dilakukan secara berkala sekali dalam setahun. Umumnya Pakanan Sahur Lewu digelar setelah panen berladang atau sawah dan bertepatan dengan tahun baru kalender Dayak, yakni sekitar Bulan Mei dalam hitungan Kalender Masehi.
Upacara Pakanan Sahur Lewu biasanya dipimpin oleh tokoh Agama Kaharingan (agama orang dayak) yang dalam bahasa setempat disebut sebagai Basir. Kendatipun kegiatan ini umumnya dilakukan oleh penganut Agama Kaharingan, namun tujuannya juga menyengkut kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, dewasa ini acara Pakanan Sahur Lewu juga sering mengikutsertakan tokoh dan kelompok agama lain.
Selain sebagai sarana untuk menyampaikan ucapan syukur pada Sang Kuasa, Pakanan Sahur Lewu juga dimaksudkan sebagai wadah untuk menjalin semangat persaudaraan dan kegotong-royongan antar sesama warga dan pemeluk agama.

4. Upacara Adat Dayak Manyanggar.
Istilah Manyanggar berasal dari kata "Sangga". Artinya adalah batasan atau rambu-rambu. Upacara Manyanggar Suku Dayak kemudian diartikan sebagai ritual yang dilakukan oleh manusia untuk membuat batas-batas berbagai aspek kehidupan dengan makhluk gaib yang tidak terlihat secara kasat mata.
Ritual Dayak bernama Manyanggar ini ditradisikan oleh masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam hidup di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus. Perlunya membuat rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus tersebut diharapkan agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing serta sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain. Ritual Manyanggar biasanya digelar saat manusia ingin membuka lahan baru untuk pertanian,mendirikan bangunan untuk tempat tinggal atau sebelum dilangsungkannya kegiatan masyarakat dalam skala besar.
Melalui Upacara Ritual Manyanggar, apabila lokasi yang akan digunakan oleh manusia dihuni oleh makhluk halus (gaib) supaya bisa berpindah ke tempat lain secara damai sehingga tidak mengganggu manusia nantinya.

H. Makanan Khas
1. Juhu Ubut Rotan

Umbut Rotan merupakan kuliner yang di miliki Suku Dayak, atau dikenal dengan “uwut nang'e”. Makanan yang berbahan dasar rotan muda di buat dengan cara rotan muda dibersihkan kulitnya dibuang lalu dipotong dalam ukuran kecil, lalu umbut rotan dimasak bersama dengan ikan baung, bumbu dan terong asam.
Kuliner yang satu ini mempunyai rasa gurih, asam, dan kepahit-pahitan yang terpadu dengan rasa manis dari daging ikan, yang menjadikan kuliner ini khas rasanya.

2. Kalumpe / karuang

Kalumpe / karuang adalah sayuran yang dibuat dari daun singkong yang ditumbuk halus. Kalumpe sebenarnya adalah bahasa Dayak Maanyan dan karuang sebutan sayur ini dalam bahasa Dayak “Ngaju”. dalam pengolahan kalumpe ini daun singkong ditumbuk halus dan dicampur dengan terong kecil atau terong pipit. dengan tambahan bumbu bawang merah, bawang putih, serai dan lengkuas yang dihaluskan. Apabila anda suka pedas maka anda boleh menambahkan cabe.biasanya kuliner ini di sajikan dengan sambal terasi.
  1. Wadi
Wadi merupakan makanan berbahan dasar ikan kadang juga memakai daging babi, Pengolahanya yaitu ikan atau daging yang hendak diolah dibersihkan terlebih dahulu, selanjutnya direndam selama 5-10 jam dalam air garam. Kemudian daging atau ikan diangkat dan dibiarkan mengering. Setelah cukup kering ikan atau daging dicampur dengan Sa'mu sampai merata. Kemudian daging disimpan dalam kotak kaca, stoples, atau plastik kedap udara yang ditutup rapat-rapat. Simpan kurang lebih selama 3-5 hari. Untuk daging disarankan simpan lebih dari 1 minggu, Setelah selesai, wadi harus diolah kembali antara lain dengan cara digoreng atau dimasak.

  1. Bangamat / Paing (Kalong)
Bangamat merupakan kuliner yang dibuat dari kelelawar besar / kalong. Cara pemasakannya yaitu paing yang akan dimasak dibersihkan dengan membuang kuku, bulu kasar ditekuk dan punggung, serta ususnya, selanjutnya sayap, bulu dan dagingnya dimasak, Biasanya untuk orang Dayak Ngaju paing dimasak dengan bumbu yang lebih banyak kalau untuk Dayak Maanyan, paing dimasak dengan bumbu yaitu serai dan daun pikauk. Biasanya Paing dimasak bersama sayur hati batang pisang yang dipotong-potong, pisang yang di gunakan adalah pisang kipas. Ataupun bisa juga dimasak dengan dengan sulur keladi.

5. Juhu Umbut Sawit
Juhu Umbut Sawit adalah makanan yang sering di cari orang pelancong yang sering ke tanah Dayak. dan bagi suku Dayak, juhu umbut kelapa ini merupakan kuliner favorit yang wajib dihidangkan di setiap diadakan acara-acara seperti syukuran.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan yang diangkat yaitu antara lain:
1. Sebagian masyarakat kalimantan Tengah pada dasarnya masih sangat menghargai kebudayaan tersebut dan juga sangat menghormati leluhur mereka, karena dalam kehidupan mereka sangat percaya pada leluhur mereka, apapun yang ditinggalkan oleh leluhur mereka itulah yang wajib dikerjakan dan mereka beranggapan bahwa bila ini tidak dijalankan maka akan ada bencana bagi keluarga mereka dan juga orang yang ada disekitar mereka .
2. Kebudayaan yang ada di Kalimantan Tengah sangat unik dan menarik, untuk itu kita harus menghargai dan senantiasa melestarikan kebudayaan tersebut, karene itu juga merupakan aset kekayaan bangsa.
B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia kita perlu mengetahui kebudayaan-kebudayaan yang ada di Negara kita sendiri. Kadang kita lebih mengenal budaya yang ada di Negara barat melainkan budaya kita sendiri. Salah satu budaya dari Negara kita adalah budaya suku dayak . Tentu bukan hanya budaya dayak yang ada di negara Indonesia, melainkan masih banyak budaya-budaya yang belum kita ketahui . Maka dari itu kita harus mengenal budaya kita sendiri mulai memberikan wawasan kepada anak-anak sejak dini agar memahami beragam budaya yang ada di Negeri tercinta ini.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Curug Merak

Jalan Santai Bogosari

get this widget here

Unordered List