Berikut ini adalah pengelompokan tumbuhan berdasarkan keping bijinya :
Ø Berkeping Satu – Tumbuhan berkeping satu disebut juga dengan tumbuhan monokotil. Contoh dari tumbuhan ini adalah tumbuhan padi, tumbuhan jagung, tumbuhan kelapa, tumbuhan pisang dan masih banyak lagi lainnya. Berikut ini adalah ciri tumbuhan monokotil yang harus kita ketahui :
- Akar serabut – Ciri pertama dari tumbuhan monokotil adalah tumbuhan tersebut memiliki akar serabut. Jika kita cabut tumbuhan tersebut dari bagian akarnya terlihat serabut-serabut akar.
- Tumbuhan tidak kokoh – Karena berakar serabut, tumbuhan tersebut tidak akan kokoh tertancap di atas permukaan tanah. Hal itu dikarenakan akar serabut akarnya tidak bisa tertancap sampai dalam di tanah.
- Keping satu – Ciri khas dari tumbuhan yang berkeping satu adalah bijinya itu sendiri. Tumbuhan dengan keping satu tidak bisa dibelah karena jumlahnya hanya satu. Bijinya satu dipengaruhi oleh daun lembaga pada tumbuhan tersebut.
- Tulang daun sejajar . Tumbuhan monokotil atau keping satu juga memiliki tulang daun yang sejajar. Terlihat daun-daun tumbuhan monokotil tampak sejajar dan beriringan.
Berikut ini adalah ciri dari tumbuhan yang memiliki keping dua :
- Akar tunggang – Kebanyakan tumbuhan berkeping dua memiliki akar tunggang.
- Tulang daun menyirip – Tumbuhan yang memiliki keping dua atau dikotil biasanya memiliki tulang daun yang menyirip seperti sirip ikan.
- Batang berkambium – Ciri lain dari tumbuhan yang memiliki keping dua adalah batang tersebut memiliki memiliki batang yang berkambium. Hal itu dikarenakan kebanyakan batang dikotil berkayu sehingga batang itu memiliki kambium.
- Kokoh – Karena memiliki jenis akar tunggang, tumbuhan dikotil pada umumnya memiliki tubuh yang kokoh sebab akar tunggang itu mampu tertancap kuat di atas tanah, tidak hanya itu saja batang kayu pada tumbuhan dikotil mampu menahan beban dari tubuh tanaman tersebut.
- Berkembang – Tumbuhan dikotil bisa berkembang menjadi lebih besar pohonnya sebab memiliki kambium.
- Tidak ada tudung akar – Akar pada tumbuhan dikotil tidak memiliki tudung akar. Tudung akar memiliki fungsi untuk melindungi akar saat akar tersebut menembus tanah.
Istilah gymnospermae berasal dari bahasa yunani, gymno artinya terbuka atau telanjang, sementara spermae berarti biji. Penamaan gymnospermae dikarenakan penampakan biji pada kelompok ini yang terbuka. Hal ini dikarenakan gymnospermae tidak memiliki ovarium yang merupakan tempat perkembangan biji. Dengan demikian, tidak terjadi penyerbukan seperti pada kelompok angiospermae. Serbuk sari akan langsung jatuh ditempat dimana ovum berada (dekat mikrophil). Sepintas, tumbuhan berbiji telanjang memiliki penampakan yang serupa dengan dikotil anggota angiospermae. Organ reproduksi tumbuhan berbiji terbuka merupakan strobilus yang terbentuk dari daun yang khusus untuk menghasilkan sel gamet (sporofil).
Adapun ciri – ciri dari kelompok tumbuhan berbiji terbuka yang membedakan dengan anggota tumbuhan lainnya ialah sebagai berikut:
1. Tidak memiliki ovarium
2. Tidak memiliki bunga, melainkan strobilus atau konus
3. Pembuahan tunggal
4. Memiliki kambium
5. Akar tunggang
6. Habitus: semak, perdu, pohon
Klasifikasi dan Contoh Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Kelompok tumbuhan berbiji terbuka memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan kelompok tumbuhan berbiji tertutup. Kelompok tumbuhan berbiji terbuka dibedakan menjadi empat kelas yaitu:
1. Cycadinae
Kelas ini hanya memiliki habitus seperti pohon palem tumbuhan angiospermae. Batang berkayu, percabangan batang ialah roset, dan memiliki daun menyirip. Tergolong ke dalam tumbuhan dieoceous. Contoh dari kelas ini ialah Cycas rumphii atau dikenal sebagai pakis haji atau akar bunga karang yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
2. Gnetinae
Gnetinae memiliki habitus berupa semak, perdu, atau pohon. Batang berkayu dan merupakan tumbuhan dieoceous (tumbuhan berumah dua). Contoh dari kelas ini ialah Gnetum gnemon (melinjo/ tangkil) yang sering dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.
3. Ginkgotinae
Kelas ini memiliki habitus berupa semak, batang dan akar berkayu (berkambium) dan memiliki daun berbentuk seperti kipas berwarna keemasan. Kelas ini hanya memiliki Ginkgo sebagai satu – satunya spesies yang tersisa. Ginkgo biloba adalah tanaman asli tiongkok yang dimanfaatkan sebagai bahan obat.
4. Coniferae
Kelas ini memiliki spesies yang paling banyak pada kelompok tumbuhan berbiji terbuka. Kelompok coniferae disebut juga sebagai tumbuhan konifer ialah kelompok tumbuhan yang memiliki organ reproduksi berupa konus (coniferae= conus (kerucut) + ferre (membawa)) yaitu organ reproduksi yang memiliki bentuk seperti sisik. Tumbuhan konifer disebut juga tumbuhan evergreen atau tumbuhan yang selalu hijau. Contoh tumbuhan konifer ialah pinus (Pinus merkusi), cemara (Araucaria sp.), damar (Agathis alba)
Ø Angiospermae / Tumbuhan berbiji tertutup
Golongan tumbuhan berbiji tertutup memiliki tingkat keanekaragaman yang tertinggi dalam dunia tumbuhan. Hal ini disebabkan karena golongan tumbuhan tingkat ini perkembangannya paling sempurna apabila dibandingkan dengan golongan tumbuhan lain.
Ciri – ciri sebagai berikut:
§ Mempunyai bunga yang sesungguhnya
§ Daun yang pipih , lebar dengan susunan tulang yang beraneka ragam
§ Bakal biji atau biji tidak tampak karena terbungkus dalam suatu badan yang berasal dari daun buah, yaitu putik.
§ Selisih waktu yang relative pendek antara penyerbukan dan pembuahan
§ Mengalami pembuahan ganda.
Tumbuhan biji tertutup meliputi tumbuhan yang kecil merayap, semak dan perdu hingga pohon – pohon yang besar yang menjulang tinggi.
Golongan ini dibagi kedalam 2 kelas, yaitu :
§ Tumbuhan dikotil (Dycotyledonae atau Dicotylae)
§ Tumbuhan monokotil (Monocotyledoneae atau monocotylae)
Reproduksinya berlangsung secara generative dengan biji dan secara vegetative alami maupun buatan. Daur kehidupan tumbuhan ini hamper serupa dengan daur kehidupan tumbuhan biji terbuka dengan sedikit variasi.
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
CIRI – CIRI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Berikut ini beberapa ciri-ciri tumbuhan paku, diantaranya meliputi:
§ Organisme multiseluler dan eukariotik
§ Sudah memiliki akar, daun dan batang sejati, sehingga disebut kormophyta berspora.
§ Umumnya habitat tumbuhan paku pada tempat yang lembab, bisa di darat, perairan, ataupun menempel.
§ Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara seksual maupun secara aseksual.
§ Tumbuhan paku bersifat fotoautotrof, karena memiliki klorofil sehingga dapat berlangsungnya proses fotosintesis.
§ Dalam siklus hidup tumbuhan paku, pada fase metagenesis terdapat fase sporofit yaitu tumbuhan paku sendiri. Fase sporofit pada metagenesis memiliki sifat yang lebih dominan dibandingkan fase gametofitnya.
KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)
Tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas apabila ditinjau dari morfologi tubuh, diantaranya yaitu:
a. Psilophyta (paku kurba/paku telanjang)
Tumbuhan paku kelas ini belum memiliki daun dan akar, namun batangnya sudah memiliki berkas pengangkut, bercabang-cabang dengan sporangium diujungnya. Sporofil mengandung satu jenis spora, dikenal dengan istilah homospora. Contohnya, Rhynia Major dan Psylotum sp
b. Equisetophyta/ Sphenophyta
Tumbuhan paku kelas ini memeiliki batang yang mirip dengan ekor kuda, memiliki daun mirip kawat, dan daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Tumbuhan paku kelas ini dikenal juga dengan sebutan paku ekor kuda.
Contohnya, Equisetum debile.
Kelas Lycophyta, tumbuhan paku berdaun kecil, tersusun spiral, batang seperti kawat, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul pada ujung ketiak.
Contohnya, Lycopodium sp (paku rane) , Lycopodium clavatum (paku kawat), Selaginella sp.
d. Filicinae/Pterophyta (paku sejati)
Tumbuhan paku kelas ini sudah lebih tinggi tingkatannya dibanding kelas sebelumnya. Kelas Pterophyta sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan ini berukuran besar sehingga disebut megafil. Batangnya dapat tumbuh di atas maupun di bawah tanah. Karakteristik klas kelas ini ialah daun mudanya menggulung (circinnatus) dan terdapat sorus di bagian permukaan bawah daun.
Contohnya, Asplenium nidus (paku sarang burung), Salvinia natans (paku sampan), Adiantum farleyense (ekor merak), dan lainnya.
Ø LUMUT (BRYOPHYTA)
Lumut (dalam bahasa yunani : bryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm. Lumut ini hidup pada batu, kayu gelondongan, pepohonan, dan ditanah. Lumut tersebar hampir diseluruh belahan dunia, terkecuali didalam laut. Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat menghasilkan klorofil A dan B, sehingga dapat membuat makanan sendiri dan bersifat autotrof. Lumut termasuk kedalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua organisme yang multiseluler dan telah berdiferensiasi, eukariotik, dan dinding selnya mempunyai selulosa. Organisme yang termasuk kedalam plantae ini hampir seluruhnya bersifat autotrof (membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya matahari saat proses fotosintesis.
CIRI – CIRI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
§ Berukuran kecil dan jarang mencapai 15 cm
§ Bentuknya pipih seperti pita, dan adapula seperti batang dengan daun yang kecil
§ Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas selulosa
§ Pertumbuhan pada lumut yaitu secara memanjang
§ Susunan gametangiumnya (arkegonium ataupun anteredium) mempunyai susunan yang khas, yang sering dijumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta), terutama arkegoniumnya. Arkegonium adalah gamet betina yang berbentuk seperti botol dan mengandung sel ovum, sedangkan anteredium adalah gamet jantan tabg berbentuk bulat dan mengandung sel spermatozoid
§ Daunnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis. Sel-sel daun kecil, mengandung kloroplas yang tersusun seperti jaring dan berbentuk sempit dan memanjang
§ Sistem reproduksi bersifat metagenesis, yaitu reproduksi silih berganti antara seksual (gametofit) dan aseksual (sporofit). Reproduksi seksual membentuk gamet jantan dan betina dalam gametofit, sedangkan reproduksi aseksual dengan spora haploid terbentuk didalam sporofit
KLASIFIKASI TUMBUHAN LUMUT (BRYOPHYTA)
1. Lumut Hati (HepatiCospida)
Sesuai dengan namanya, lumut ini dapat diamati langsung dengan mata, lumut ini mempunyai bentuk khas yaitu lekukan-lekukan yang menyerupai bentuk hati dan juga terbagi atas dua lobus, sama seperti hati. Lumut ini tumbuh dan menempel di bebatuan, tanah, daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika dan dinding-dinding pada bangunan tua yang lembab. Lumut hati dapat melakukan fotosintesis untuk makanannya sendiri (autotrof). Struktur tubuhnya meliputi akar, batang, dan daun.
Lumut hati dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk talusnya, yaitu lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal (belakang) talus pada jenis terletak pada bagian terminal (ujung).
Lumut hati berkembang biak dengan oogami secara generatif, dan dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram secara vegetatif. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan dan disebut dengan elatera, elatera ini akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga akan membantu memancarkan spora. Lumut ini juga bereproduksi secara aseksual dengan menggunakan sel yang disebut dengan gemma, yang berbentuk mangkok dan terletak dipermukaan sporofit.
Contoh lumut ini adalah Marchantia polymorpha dan Porella .
2. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Tubuh lumut tanduk menyerupai lumut hati yaitu seperti talus, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Cara perkembang biakannya sama dengan lumut hati, yaitu perkembang biakan secara generatif dengan membentuk anteridium dan arkhegonium yang terkumpul pada sisi atas talus.
Selnya hanya memiliki satu kloroplas, kloroplas ini berukuran besar dan terbesar dari pada kebanyakan tumbuhan lumut.
Lumut tanduk banyak ditemukan di tepi-tepi sungai dan danau, disepanjang selokan, ditepi jalan yang basah dan lembab. Salah satu contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros Laevis.
3. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun atau lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai karena tempat hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun lebih menarik. Lumut sejati memiliki perbedaan dengan lumut hati yaitu dari segi dauunya yang tumbuhn pada semua sisi sumbu utama, atau dengan kata lain, daunnya berasal dari pusat tengah lumut tersebut (simetri radial).
Daun ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk tersebut tersusun pada batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat bervariasi dari suatu bagian dari satu inci dan mencapati satu kaki. Pada rusuk tengah ini mengandung sel yang memanjang, fungsinya untuk mengangkut air dan zat-zat hara. Lumut sejati tidak memiliki akar.
Gametofitnya mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang relatif kecil, pembuahan dilakukan oleh spermatozoid yang bergerak aktif dengan flagela nya, bila ada air maka spermatozoid akan berenang menuju ovum. Kemudian hasil fertilisasi menjadi sporofit, yang ketika sporofit sudah matang memiliki kaki penghisap dan satu tangkai yang panjang, juga sebuah kapsul yang khas.
Contoh lumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut atau Sphagnum.
Ø Fungi / Jamur
Fungi adalah salah satu jenis kelompok/klasifikasi makhluk hidup eukariotik yang bersifat heterotrof (tidak mampu membuat makanan sendiri). Jamur adalah salah satu tumbuhan yang nencerna makananya di luar tubuh dan menyerap zat-zat bernutirisi di dalam selnya. Pada umumnya, kebanyakan orang menyebut Fungi sebagai jamur, namun ada sebagian yang menyebutnya ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri.
Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda. Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
10 Ciri-ciri Fungi (Jamur)
Berikut ini adalah ciri-ciri fungi (jamur) beserta penjelasannya;
1. Tumbuhan Eukariota
Jamur merupakan tumbuhan eukariota yakni telah memiliki membran nukleous dan organel membran lainnya.
2. Multiseluler dan Uniseluler
Hampir seluruh jenis jamur adalah tumbuhan multiseluler yang artinya adalah tumbuhan yang memiliki banyak sel. Akan tetapi terdapat jenis jamur yang hanya memiliki satu sel (uniseluler). Contoh jamur yang memiliki sel satu adalah Sacharomyces yang mampu menghasilkan tuak, yaitu salah satu minuman beralkohol. Selain itu jamur Sacharomyces juga dapat digunakan untuk membuat roti, tape, peuyeum, shake, minuman anggur, dan bir.
3. Bersifat Heterotrof
Tumbuhan jamur pada umumnya bersifat heterotrof, yaitu tidak dapat membuat makanan sendiri.
4. Tidak berklorofil
Meskipun termasuk tumbuhan multiseluler, fungi merupakan tumbuhan yang tidak memiliki zat hijau daun (klorofil).
5. Tubuhnya berupa Hifa
Fungi memiliki tubuh berbentuk hifa. Hifa yaitu struktur bentuk seperti tabung yang tersusun atas spora dan konidia.
6. Terdapat Miselium
Tubuh jamur terdapat miselium yang berperan dalam kelangsungan hidup jamur. Miselium adalah bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan beberapa Hifa. Sebagian miselium berfungsi sebagai penyerap makanan dari organisme lain atau sisa-sisa organisme.Sementara itu terdapat miselium yang merupakan tempat pembentukan spora
7. Tubuhnya dilindungi Zat Kitin
Seperti tumbuhan multiseluler yang lainnya, tubuh jamur terlihat dapat tumbuh dengan dinding sel kokoh. Zat kitin adalah zat penyusun utama dari sel-sel pada jamur.
8. Hidup di Tempat Lembab
Hampir semua jenis fungi hidup di tempat lembab, agak masam, hidup di bahan organik, serta hidup pada saprofit, parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Jamur hidup ditempat lembab karena untuk mengurangi proses penguapan air di dalam tubuh jamur.
9. Hidup Bersimbiosis
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya.
10. Hidup Sebagai Parasit
Pada umumnya jamur bersifat parasit atau merugikan organisme lainnya. Jamur menyerap zat-zat bernutisi pada organisme-organisme lainnya.
KLASIFIKASI HEWAN
Ikan (Pisces) , yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang dengan alat gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air), berdarah dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan paru-paru. Contoh Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini memiliki bulu yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap. Meskipun Aves sering disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa jenis hewan yang tergolong dalam Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam, Bebek, Angsa dan Kalkun.
Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina) yang berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Hewan Mammalia pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan bereproduksi secara kawin. Hewan Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh Hewan Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah. Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.
Ø Hewan Invertebrata
Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaraan darah Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis Vertebrata. Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata antara lain :
Filum Porifera atau hewan berpori , yaitu hewan air yang hidup di laut dengan bentuk tubuh seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu dasar laut dan dapat berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera adalah Bakteri dan Plankton. Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas Demospangia.
Echinodermata mempunyai kulit berduri, simteri radial dan bergerak lamban dengan bantuan kaki tabung. Dalam ekosistem, Echinodermata berperan sebagai hewan pemakan bangkai.
Ø Hewan berongga (Coelenterata) mempunyai bentuk tubuh seperti tabung. Bentuk tubuhnya beragam , tetapi mempunyai rongga dengan mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Dalam keadaan berenang, mulutnya menghadap ke dasar laut.
Tubuh hewan berongga terdiri dari jaringan luar ( eksoderm), jaringan dalam (endoderm) dan sistem otot yang membujur dan menyilang. Contoh hewan berongga antara lain ubur-ubur, hydra, dan anemon laut.
Ø Cacing (Vernes)
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Cacing Pipih (Platyhelminthes)
Kelompok cacing pipih (Platyhelminthes) berbentuk pipih dan lembut. Cacing ini hanya mempunyai satu lubang, yaitu mulut. Lubang tersebut juga untuk mengeluarkan sisa makanan. Cacing ini tidak mempunyai rongga badan.
b. Cacing Gilig (Nemathelminthes)
Cacing Gilig (Nemathelminthes) berbadan bulat panjang, tidak beruas-ruas, dengan mulut di ujung depan dan di dubur di ujung belakang tubuhnya. Kulitnya licin dan tidak berwarna. Contoh Cacing Gilig (Nemathelminthes) adalah cacing perut (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale), dan cacing kremi (Oxyyuris Vermicularis).
Cacing Gelang (Annelida)
mempunyai tubuh beruas-ruas. Ruas-ruas tubuhnya berbentuk seperti gelang yang saling berhubungan. Cacing gelang memiliki rongga badan yang terdapat di antara kulit badan dan dinding ususnya. Cacing gelang mempunyai mulut di ujung depan dan dubur di ujung belakang tubuhnya. Habitatnya di air tawar, di air tanah, dan di laut.
Contoh cacing gelang adalah
cacing wawo, cacing tanah, dan lintah.
0 komentar:
Post a Comment