Keanekaragaman Budaya RIAU

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan bimbingan-Nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah dengan judul “Keanekaragaman Etnik dan Budaya”, pada makalah ini penulis mengangkat budaya Riau, yang isinya pemahaman materi bagi siswa sebagai sarana belajar agar siswa lebih aktif dan kreatif.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami bayak kesulitan karena kurangnya ilmu pengetahuan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun banyak kekurangan.
penulis menyadari sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif untuk ksempurnaan makalah ini.
Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang. Amiin.
Pageruyung, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. RUMAH ADAT
A. Rumah Adat Riau
B. Rumah Adat Kepulauan Riau
BAB II. PAKAIAN ADAT
A. Pakaian Adat Riau
B. Pakaian Adat Kepulauan Riau
BAB III. TARIAN DAERAH
A. Tarian Daerah Riau
B. Tarian Daerah Kepulauan Riau
BAB IV. LAGU DAERAH
A. Lagu Daerah Riau
B. Lagu Daerah Kepulauan Riau
BAB V. ALAT MUSIK TRADISIONAL
A. Alat Musik Tradisional Riau
B. Alat Musik Tradisional Kepulauan Riau
BAB VI. SENJATA TRADISIONAL
A. Senjata Tradisional Riau
B. Senjata Tradisional Kepulauan Riau
BAB VII. UPACARA ADAT
A. Upacara Adat Riau
B. Upacara Adat Kepulauan Riau
BAB VIII. MAKANAN KHAS DAERAH
A. Makanan Khas Daerah Riau
B. Makanan Khas Daerah Kepulauan Riau
PENDAPAT KELOMPOK









BAB I
RUMAH ADAT
A. Rumah Adat Riau

Rumah adat di daerah Riau bernama Selaso Jatuh Kembar. Ruangan rumah ini terdiri dari ruangan besar untuk tempat tidur. ruangan bersila, anjungan dan dapur. Rumah adat ini dilengkapi pula dengan Balai Adat yang dipergunakan untuk pertemuan dan musyawarah adat.
Bangunan adat ini hanya tinggal beberapa rumah saja karena didesa-desa sekarang bila ingin melakukan musyawarah dilakukan di rumah Penghulu, sedangkan yang menyangkut keagamaan dilakukan di masjid.
B. Rumah Adat Kepulauan Riau

Rumah orang melayu Riau dibangun di atas tiang-tiang penyangga untuk menghindari masuknya air serta menjaga agar hewan-hewan ternak tidak masuk ke dalam rumah. Pada rumah tinggal (yang disebut rumah bubung melayu, atau rumah belah bubung, atau rumah rabung), kolong rumah sering dipakai sebagai tempat bertukang di samping sebagai tempat penyimpanan alat-alat pertanian dan menangkap ikan. Kadang-kadang kolong rumah juga dapat dimanfaatkan untuk tempat bermain anak-anak.

BAB II
PAKAIAN ADAT
A. Pakaian Adat Riau

Baju untuk laki-laki Melayu Riau adalah Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga. Selain Baju Kurung Cekak Musang, busana pengantin laki-laki adalah kain samping bermotif serupa dengan celana dan baju, distar berbentuk mahkota dipakai di kepala, sebai warna kuning di bahu kiri, rantai panjang berbelit dua yang dikalungkan di leher, canggai yang dipakai di kelingking, sepat runcing di bagian depan, dan keris hulu burung serindit pendek yang diselipkan di sebela kiri. Sementara busana yang dikenakan perempuan berbeda-beda, perempuan memakai Baju Kurung Kebaya atau Kebaya Pendek. Kepala hanya memakai sanggul yang dihiasi dengan bunga-bunga. Pakaian pengantin perempuan pada Upacara Akad Nikah adalah Baju Kebaya Laboh atau Baju Kurung teluk. Kemudian, untuk pakaian pada waktu upacara Bersanding adalah Kebaya Laboh atau Baju Kurung Teluk Belanga.
B. Pakaian Adat KepulauanRiau

Berhubung ada berbagai suku bangsa yang menduduki KepRi, pakaian adat provinsi tersebut pun beragam. Diantaranya adalah baju kurung keke, baju gunting cina, baju telepuk, dan lain sebagainya.
Tetapi yang menjadi ikon pakaian adat Kepulauan Riau adalah kebaya labuh dan teluk belanga.
Perbedaan kebaya labuh dengan kebaya lainnya adalah ukurannya yang lebih panjang menjuntai hingga ke bawah lutut. Kebaya labuh hanya memiliki tiga buah kancing, sehingga bagian bawahnya melebar dan terbuka.
Kebaya ini biasanya dipadukan dengan kain batik yang diikat ke pinggang, dengan tambahan selendang dan beberapa aksesori untuk rambut yang disanggul serta kerudung.
Untuk pria, pakaian adatnya ialah teluk belanga. Teluk Belanga dipakai tidak hanya di Kepulauan Riau, tapi juga di Riau, Jambi, dan sekitarnya. Namun, teluk belanga yang dipakai di Kepulauan Riau memiliki keunikan tersendiri.
Teluk belanga khas KepRi umumnya polos/tidak bercorak, dan warnanya tidak mencolok. Warna pakaian dan celana umumnya sama. Lalu, ada sarung sebatas lutut yang dililitkan.
Aksesori yang digunakan untuk melengkapi pakaian adat Kepulauan Riau khas laki-laki tidaklah banyak, yaitu hanya penutup kepala bernama tanjak yang terbuat kain songket segi empat yang diikat sedemikian rupa atau sebuah peci (songkok). Penggunaan tanjak biasanya hanya saat ada upacara resmi seperti kenduri atau acara-acara adat yang lain. Sementara untuk keseharian, songkoklah yang dipilih.

BAB III
TARIAN DAERAH
A. Tarian Daerah Riau

Tari Tandak adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang biasanya ditampilkan oleh para penari pria dan penari wanita. Dengan berbusana tradisional melayu mereka menari dengan gerakannya yang khas dan diiringi oleh lagu dan alunan musik pengiring. Tari Tandak ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Riau dan Kepulauan Riau. Tarian ini biasanya sering ditampilkan di berbagai acara, baik acara adat maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.
Fungsi Dan Makna Tari Tandak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Tari Tandak lebih difungsikan sebagai media bertemu, bersilaturahmi serta saling mengenal oleh masyarakat terutama para pemuda dan pemudi. Selain itu tarian ini juga bisa menjadi suatu hiburan bagi masyarakat saat merayakan sesuatu. Bagi masyarakat di sana, Tari Tandak dimaknai sebagai ungkapan kegembiraan dan rasa sukur. Serta menggambarkan keakraban dan ikatan yang terjalin diantara mereka.
Pertunjukan Tari Tandak
Dalam pertunjukannya, Tari Tandak biasanya ditampilkan secara berpasangan oleh para penari pria dan wanita. Untuk jumlah para penari biasanya terdiri dari 4 pasang atau lebih penari pria dan wanita. Dengan berbusana khas melayu, penari menari dengan gerakannya yang khas sambil diiringi oleh lantunan syair atau lagu dan alunan musik pengiring.
Gerakan dalam Tari Tandak merupakan gerakan yang dinamis. Gerakan dalam tarian ini lebih didominasi oleh gerakan kaki dan tangan yang bergerak lincah. Selain itu dalam tarian ini juga terdapat beberapa gerakan seperti pencak silat, serta gerakan-gerakan gaya melayu sumatera yang khas. Apabila kita perhatikan lebih cermat, setiap gerakan dalam tarian ini memiliki makna khusus di dalamnya.

B. Tarian Daerah Kepulauan Riau
Tari Melemang
Tari melemang konon telah ada sejak zaman kerajaan Bentan. Ini artinya bahwa tarian tersebut sudah dikenal sejak abad ke-12. Konon, pada waktu itu, melemang bukan termasuk tarian konsumsi rakyat, tetapi tarian istana. Para penarinya pun bukan rakyat biasa, tetapi para dayang yang berasal dari sekitar istana, termasuk daerah yang disebut sebagai Tanjungpisau Penaga. Tarian ini dipersembahkan ketika Sang Raja sedang beristirahat.

Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya dengan mengambil sesuatu (sapu tangan, uang receh, dan lain sebagainya) dengan cara melemang (berdiri sambil membongkokkan badan ke arah belakang). Oleh karena itu, tarian ini disebut sebagai melemang. Di Tanjungpisau tarian ini lebih dikenal dengan Melemang Penaga atau Tari Melemang Bintan Penaga.
Sesuai dengan tujuannya yang tidak lain adalah menghibur raja, maka kesenian yang memadukan unsur tari, musik dan nyanyi ini mengisahkan tentang kehidupan seorang raja di sebuah kerajaan. Oleh karena itu, ada yang berperan sebagai raja, permaisuri, puteri, dayang-dayang dan lain sebagainya.
Pada masa lampau, tarian ini sering dipertunjukkan dalam rangka memeriahkan upacara perkawinan. Namun, sekarang jarang sekali (kalau tidak dapat dikatakan tidak pernah lagi) tampil dalam upacara itu. Biasanya, kesenian ini hanya tampil pada acara-acara tertentu (festival seni-budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat atau lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang kebudayaan, baik pemerintah maupun swasta).

BAB IV
LAGU DAERAH
A. Lagu Daerah Riau
Sudah tidak bisa disangkal lagi bahwa Indonesia kaya akan seni budaya. Mulai dari pakaian adat, tarian hingga lagu daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya masing-masing. Misalnya saja kebudayaan lagu daerah. Dari Sambang sampai Merauke memiliki lagu daerah. Tak terkecuali daerah Riau.
Riau juga memiliki lagu daerah yang tidak kalah enak dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia. Seperti :
- Soleram
- Pantai solop
- Lancang kuning
- Laksmana raja di laot
B. Lagu Daerah Kepulauan Riau
Tiga lagu populer melayu masing-masing
- Lagu Pulau Bintan
- Segantang Lada
- Lagu Pakngah Balik dari Pulau Penyengat
Telah dijadikan sebagai lagu identitas Kepulauan Riau (Kepri). Rencananya akan ada 12 lagu Melayu yang dijadikan lagu identitas Kepri.


BAB V
ALAT MUSIK TRADISIONAL
A. Alat Musik Tradisional Riau
Ø Rebana Ubi

Rebana ubi digunakan sebagai alat komunikasi sederhana pada zaman itu karena bunyinya yang cukup keras. Jumlah pukulan pada rebana ubi memiliki makna tersendiri yang telah dipahami oleh masyarakt saat itu
Ø Kordeon

Kordeon adalah alat musik yang berasal dari Riau. Alat musik ini bisa dimainkan dengan cara dipompa. Alat musik ini termasuk sulit untuk dimainkan. Tidak banyak yang dapat memainkannya.
B. Alat Musik Tradisional Kepulauan Riau
Ø Bebano

Bebano adalah musik perkusi yang mengiringi Bukoba (koba) yaitu tradisi lisan yang biasa didendangkan pada saat perhelatan seperti pernikahan.
Ø Gambus

Gambus adalah salah satu alat musik tradisional petik yang mirip mandolin. Senar pada gambus berjumlah antara 3 sampai 12 senar.
Ø Gendang Panjang

Gendang Panjang adalah sebuah alat musik yang berasal dari daerah Kepulauan Riau,yang termasuk alat musik Membranofon. cara memaikannya ditepuk dengan telapak tangan.

BAB VI
SENJATA TRADISIONAL
A. Senjata Tradisional Riau

1. Senjata Tradisional Pedang Jenawi Senjata tradisional Riau yang pertama dan yang paling populer bernama pedang jenawi. Pedang ini adalah senjata yang dahulunya kerap digunakan oleh para panglima perang kerajaan Melayu saat menghadapi musuh-musuhnya. Ukurannya yang cukup panjang, yakni sekitar 1 meter membuat ia digunakan dalam perang tanding jarak dekat. Secara sekilas, pedang jenawi nampak seperti samurai khas Jepang. Oleh karenanya, banyak ahli sejarah dan budayawan yang berpendapat bahwa senjata ini berasal dari budaya Jepang kuno yang mengalami akulturasi dengan budaya melayu. Terlepas dari pendapat-pendapat tersebut, yang jelas saat ini pedang Jenawi telah dianggap sebagai identitas masyarakat melayu Riau di kancah nasional.

 
2. Senjata Tradisional Beladau Beladau merupakan senjata jenis tusuk yang ditemukan dalam budaya masyarakat Riau. Senjata ini berupa pisau belati yang tajam di satu sisi. Bedanya dengan pisau belati pada umumnya, beladau cenderung memiliki kelngkungan di pangkal pegangannya, sehingga gagang lebih mudah dipegang dan didorong saat digunakan. Sesuai dengan panjangnya yang hanya 24 cm, senjata tradisional Riau satu ini kerap digunakan sebagai sarana perlindungan diri dari serangan jarak dekat.




B. Senjata Tradisional Kepulauan Riau

Badik Tumbuk Lado merupakan senjata tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Badik sendiri merupakan sebutan untuk senjata tradisional yang dikenal di kalangan masyarakat bugis dan beberapa daerah di Sumatera. Sedangkan, Tumbuk Lada atau Tumbuk Lado (Riau) adalah senjata tradisional masyarakat Melayu dan masyarakat Semenanjung Melayu.
Badik Tumbuk Lado adalah sejenis senjata tikam berukuran 27 sampai 29 cm dan lebarnya sekitar 3.5 sampai 4 cm. senjata ini tidak hanya dipakai oleh masyarakat Jambi, dan juga memiliki kesamaan dengan badik Bugis hanya berbeda dalam bentuk dan motif sarung badiknya saja. Tidak hanya di dalam negeri, Malaysia juga memiliki senjata tardisional yang sama, baik secara nama dan bentuk. Hal ini tidak terlepas dari latar belakang masyarakat melayu yang tersebar di indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam dan sepanjang semenanjung Melayu. Sama halnya dengan keris, badik juga merupakan salah satu identitas yang mencirikan bangsa Melayu.
Badik Tumbuk Lado juga mempunyai fungsi estetis yakni badik biasanya digunakan sebagai pelengkap baju adat pria Melayu terutama saat pesta pernikahan. Bukan hanya berfungsi sebagai pelengkap baju adat saja, badik tumbuk lado juga menyimbolkan keperkasaan dan kegagahan seorang pria. Sebetulnya, filosofi Badik Tumbuk Lado tidak jauh berbeda dengan keris jika keris seringkali disebutkan sebagai symbol pemersatu bangsa Melayu. Badik pun begitu, karena pada hakikatnya senjata dibuat sebagai alat yang memudahkan manusia juga sebagai lambang keberanian bukan sebagai simbol permusuhan.


BAB VII
UPACARA ADAT
A. Upacara Adat Riau
UPACARA ADAT BATOBO

Batobo adalah Sebutan untuk kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya. yang biasa diilakukan oleh suku ocu (Bangkinang).batobo dilakukan untuk meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih mudah. Batobo di dirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan kelompok batobo melakukan kegiatan secara bergiliran untuk setiap anggota kelompok batobo.
Uniknya untuk menyemangati dalam bekerja, kelompok Batobo sering mengadakan acara Mangonji
Tidak hanya itu, Batobo juga sering di iringi dengan rarak godang. Rarak godang ini adalah semacam permainan alat musik tradisional, seperti Talempong, Gong, Gendang, dll. yang melantunkan instrumen-instrumen lagu-lagu daerah yang sudah sejak lama di kenal di masyarakat.
B. Upacara Adat Kepulauan Riau
Ø UPACARA ADAT BALIMAU

Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
Ø UPACARA ADAT MENYEMAH LAUT

pacara Menyemah Laut, adalah upacara untuk melestarikan laut dan isinya, agar mendatangkan manfaat bagi manusia.


BAB VIII
MAKANAN KHAS DAERAH
A. Makanan Khas Daerah Riau
Riau memiliki makanan khas yang banyak disukai oleh wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara yang berkunjung ke daerah ini. Makan khasnya seperti Bolu Kemojo, Lempuk Durian, Es Laksamana Mengamuk, Roti Jala, Kue Bangkit dan masih banyak yang lain
Bolu Kemejo

Diatas merupakan beberapa kesenian dan kebudayaan yang saya sebutkan yang ada di daerah Riau. Masih banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Untuk mengetahui kesenian dan kebudayaan yang lain bisa kita cari dengan membrowsing internet. Dengan kemajuan teknologi yang makin mutahir, informasi apapun yang kita cari dengan sekejab akan tertemu dengan cepat. Dengan mengetahui kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia bisa menimbulkan rasa cinta dan bangga akan negri kita ini, karena keaneka ragaman yang ada di negara ini yang membuat kagum. Dan sebagai seorang penerus bangsa yang baik alangkah baiknya kita menjaga dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dahulu agar kesenian dan kebudayaan tersebut tidak punah di makan oleh jaman yang makin lama makin maju
B. Makanan Khas Daerah Kepulauan Riau
Kepulauan Riau adalah bagian dari wilayah Sumatera, walaupun provinsi ini adalah Kepulauan. Kepulauan Riau beribukota di Tanjungpinang. Jika Anda datang ke kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga maka Anda berada di Kepulauan Riau. Karena Kepulauan maka kuliner khas Kepulauan Riau adalah makanan laut. Namun tidak jarang perpaduan masakan melayu juga kental disini.
Kepulauan Riau sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara kedua setelah Bali menjadikan provinsi ini tujuan wisata oleh wisatawan. Jika Anda datang ke salah satu kota di Kepulauan Riau, setelah tujuan Anda terpenuhi pastilah kuliner yang dicari walaupun hanya sekedar minum kopi satu cangkir saja. Ya, segala rutinitas keseharian kita tidak jauh dari yang namanya kuliner. Terlebih jika Anda memang sedang dalam status sebagai wisatawan. Yakin tidak mencoba kuliner khas di destinasi yang Anda kunjungi? Paling tidak, membuat Anda “like as local” karena tahu salah satu kebiasaan masyarakat setempat, terlebih dalam urusan perut. Berikut 6 Kuliner Khas di Kepulauan Riau yang patut Anda coba :
1. GONG GONG

Gong Gong atau Siput merupakan makanan khas masyarakat di Kepulauan Riau. Makanan ini biasanya diolah dengan cara direbus lalu dimakan dengan sambal khusus. Gong gong tidak hanya terkenal di Kepri tetapi juga sudah dikenal hingga ke Malaysia, Singapura, Korea, Thailand hingga India karena rasa dan aromanya yang khas. Di Kepulauan Riau, hewan laut ini banyak ditemukan di perairan Desa Lobam, Tanjung Uban, Pulau Bintan dan Batam. Kandungan gizi Gong Gong sangat tinggi, bahkan sebagian orang percaya makanan Gong Gong ini mampu meningkatkan pertumbuhan hormon dan meningkatkan vitalitas
2. MIE TAREMPA

Tarempa atau Mie Siantan berbahan mie kuning dari tepung terigu, telur, kecambah dan potongan ikan laut yang digoreng dengan bumbu cabai, menjadikannya khas ini sangat mudah ditemui jika anda berada di Kabupaten Anambas, namun di Tanjung Pinang juga ada satu tempat yang sudah terkenal menjual Mie Tarempa yakni Kedai Kopi Selera Bintan yang beralamat di jalan Basuki Rahmat.
3. LEMPOK DURIAN

Lempok Durian adalah sejenis dodol khas yang dibuat dari buah durian Siantan yang lezat. Penganan khas Anambas ini memiliki rasa yang khas dan lebih legit, jika dibandingkan Lempok Durian buatan Sumatera ataupun Kalimantan. Pembuatan lempok ini dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat dengan teknologi sederhana. Untuk mendapatkannya. Anda bisa membelinya di sejumlah kedai makanan yang tersebar di sejumlah titik di Kota Tarempa atau Letung.
4. LAKSE

Lakse adalah makanan khas sejenis mie yang dicampur dengan bumbu racikan khas Tionghoa dan Melayu. Lakse memiliki bentuk mie bulat putih dan sedikit tebal. Nama Lakse diambil dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti banyak.Hal ini menunjukan bahwa mie Lakse dibuat dengan berbagai bumbu. Lakse di Kepulauan Riau tersaji dalam beberapa macam, salah satunya adalah Lakse khas Anambas yang termasuk dalam kategori Lakse kari dengan kuahnya yang berlemak dan pedas serta kaya akan rempah, dijamin enak dan membuat anda ketagihan untuk mencobanya lagi.
5. KERUPUK ATOM

Makanan khas Anambas ini terbuat dari ikan tongkol rasanya yang lezat dan gurih ini sangat cocok untuk dinikmati sebagai cemilan maupun teman makan anda. Di kota Tarempa atau Letung, panganan tradisional khas ini bisa diperoleh di kedai-kedai atau langsung ke tempat membuatnya. Umumnya Kerupuk Atom ini diproduksi oleh rumah tangga dan dalam jumlah terbatas. Produsennya bahkan kadang hanya memproduksi unuk memenuhi pesanan saja.
6. SUP IKAN

datang ke Kota Batam. Sup ikan Batam ini biasanya berbahan ikan tenggiri dan termasuk kategori clear soup atau sup dengan kuah yang cenderung jernih. Sedikit perasa air jeruk nipis, serta beberapa tetes kecap asin. Lalu kalau anda menyukai rasa pedas, silakan tambahkan rajangan cabai rawit kedalamya. Rasanya? Sudah pasti lezat dan gurih.
Dengan beragam macam kuliner khas yang salah satunya Lakse, Sup Ikan dan tentunya Kopi Hawai memang patut untuk dicoba diantara 7 Kuliner Khas di Kepulauan Riau membuat pengalaman Anda berharga. Berharap bisa kembali lagi tentunya dengan suasana yang berbeda bersama orang yang disayangi.


PENDAPAT KELOMPOK
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi endaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut. Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar ebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari dengan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun. Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan, karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting.Untuk menyikapi keberagaman yang ada kita harus saling menghormati antara satu denan yang lain agar tercipta kedamaian, tidak ada perpecahan di antara kita semua.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Curug Merak

Jalan Santai Bogosari

get this widget here

Unordered List